Lonjakan Minat Kendaraan Ramah Lingkungan Dorong Pembiayaan Mobil Listrik Multifinance Terus Meningkat
- Sabtu, 20 Desember 2025
JAKARTA - Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia mulai menunjukkan dampak nyata pada sektor pembiayaan. Industri multifinance kini ikut menikmati pertumbuhan seiring meningkatnya adopsi mobil listrik di masyarakat.
Otoritas Jasa Keuangan mencatat bahwa pembiayaan mobil listrik terus bertambah hingga Oktober 2025. Nilainya telah mencapai belasan triliun rupiah dan menunjukkan tren yang konsisten.
OJK menyebut pembiayaan mobil listrik oleh industri multifinance per Oktober 2025 mencapai Rp17,64 triliun. Angka ini menjadi indikator penting meningkatnya peran lembaga pembiayaan dalam ekosistem kendaraan listrik.
Baca JugaKUR BRI 2025 Plafon Rp25 Juta, Cicilan Ringan Tanpa NPWP untuk UMKM
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK, Agusman, menyampaikan capaian tersebut secara resmi. Ia menegaskan bahwa pertumbuhan terjadi secara bulanan.
“Per Oktober 2025, pembiayaan mobil listrik oleh industri multifinance tumbuh 2,70% month to month menjadi sebesar Rp17,64 triliun,” kata Agusman. Pernyataan itu disampaikan dalam lembar jawaban RDK November 2025.
Pertumbuhan bulanan tersebut menunjukkan minat konsumen yang terus meningkat. Kendaraan listrik mulai menjadi alternatif serius bagi masyarakat.
Menurut Agusman, salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah meningkatnya minat terhadap kendaraan ramah lingkungan. Kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan dinilai semakin kuat.
Ia melihat prospek pembiayaan kendaraan listrik masih sangat terbuka di tahun mendatang. Optimisme ini didukung oleh sejumlah faktor struktural.
“Seiring tren elektrifikasi kendaraan, dukungan kebijakan terkait lingkungan, serta bertambahnya pilihan merek kendaraan listrik di pasar,” sebutnya. Faktor-faktor ini dinilai akan terus memperkuat pertumbuhan.
Kondisi Industri Multifinance dan Stabilitas Pembiayaan
Di luar pembiayaan mobil listrik, kinerja industri multifinance secara keseluruhan juga tetap stabil. OJK mencatat total piutang pembiayaan terus bertumbuh.
Per Oktober 2025, piutang pembiayaan perusahaan multifinance mencapai Rp505,30 triliun. Angka tersebut tumbuh 0,68% secara tahunan atau year on year.
Pertumbuhan ini menunjukkan industri pembiayaan masih memiliki fundamental yang kuat. Meski tantangan ekonomi global masih berlangsung, stabilitas tetap terjaga.
Dari sisi risiko, rasio pembiayaan bermasalah masih berada di level terkendali. NPF gross perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,47%.
Sementara itu, NPF net berada di angka 0,83%. Rasio ini mencerminkan kualitas pembiayaan yang relatif sehat.
Di sisi lain, gearing ratio industri multifinance tercatat sebesar 2,15 kali. Angka tersebut menunjukkan struktur pendanaan yang masih dalam batas aman.
Kondisi ini memberi ruang bagi multifinance untuk terus memperluas pembiayaan. Termasuk pembiayaan kendaraan listrik yang tengah tumbuh.
Meski begitu, kontribusi pembiayaan mobil listrik masih relatif kecil dibanding total pembiayaan. Hal ini tidak lepas dari karakteristik pasar kendaraan listrik saat ini.
Tantangan Segmentasi Pasar Kendaraan Listrik
Berdasarkan catatan pada Juni 2025, pembiayaan mobil listrik memang menunjukkan pertumbuhan. Namun, segmentasi pasar masih menjadi tantangan utama.
Praktisi dan pengamat industri pembiayaan Jodjana Jody menilai pembeli mobil listrik saat ini masih didominasi segmen kelas atas. Kondisi tersebut memengaruhi porsi pembiayaan.
Segmentasi ini membuat pembiayaan kendaraan listrik masih terbatas. Nilainya masih kecil jika dibandingkan dengan total pembiayaan multifinance.
Menurut Jodjana, perubahan akan terjadi seiring meluasnya basis konsumen. Terutama ketika kendaraan listrik mulai menjangkau pembeli pengganti dan pembeli pertama.
“Nanti bila penjualan sudah menyentuh ke replacement atau first time buyer, maka porsi kreditnya tentu akan meningkat,” ujarnya. Pernyataan ini mencerminkan potensi pertumbuhan jangka menengah.
Ia menilai peran multifinance akan semakin besar ketika harga kendaraan listrik makin terjangkau. Penetrasi pasar akan meningkat seiring turunnya hambatan harga.
Namun, pembiayaan saja tidak cukup untuk mendorong pertumbuhan. Dukungan ekosistem juga menjadi faktor krusial.
Menurut Jodjana, pemerintah perlu menyiapkan infrastruktur pendukung. Hal ini mencakup stasiun pengisian baterai yang memadai.
Selain itu, kesiapan dealer yang melayani penjualan mobil listrik bekas juga dinilai penting. Pasar kendaraan bekas akan membantu memperluas segmen konsumen.
Produk asuransi khusus untuk kendaraan listrik juga menjadi kebutuhan. Asuransi yang sesuai akan meningkatkan kepercayaan konsumen dan lembaga pembiayaan.
Target Penjualan Nasional dan Prospek Pembiayaan
Di sisi lain, industri otomotif menargetkan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik yang cukup agresif. Target tersebut berpotensi mendorong pembiayaan lebih besar.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia menargetkan penjualan mobil listrik berbasis baterai mencapai 60.000 unit hingga akhir 2025. Target ini mencerminkan optimisme industri.
Sebagai perbandingan, penjualan mobil listrik sepanjang 2024 tercatat sebanyak 43.188 unit. Angka tersebut menjadi dasar proyeksi pertumbuhan tahun berikutnya.
Untuk mencapai target 60.000 unit, diperlukan kenaikan penjualan sebesar 39% secara tahunan. Tantangan ini cukup besar namun dinilai realistis.
Jika target tersebut tercapai, kebutuhan pembiayaan diperkirakan ikut meningkat. Multifinance akan memainkan peran strategis dalam mendukung penjualan.
Pertumbuhan penjualan akan membuka peluang pembiayaan baru. Baik untuk konsumen individu maupun pelaku usaha.
Dengan meningkatnya variasi merek dan model kendaraan listrik, pilihan konsumen semakin luas. Hal ini dapat mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Kondisi tersebut menjadi sinyal positif bagi industri pembiayaan. Multifinance berpotensi memperluas portofolio pembiayaan hijau.
Dukungan kebijakan lingkungan juga menjadi katalis penting. Insentif pemerintah berperan besar dalam menjaga momentum pertumbuhan.
Ke depan, kolaborasi antara pemerintah, industri otomotif, dan lembaga pembiayaan menjadi kunci. Sinergi ini akan menentukan kecepatan transisi kendaraan listrik.
Dengan pembiayaan yang terus tumbuh dan ekosistem yang semakin siap, kendaraan listrik berpeluang menjadi arus utama. Industri multifinance diproyeksikan menjadi salah satu pilar penting dalam proses tersebut.
Nathasya Zallianty
variabisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Strategi Pariwisata Indonesia Emas 2045: Transformasi Berkelanjutan dan Berkualitas
- Sabtu, 20 Desember 2025
Kolaborasi Pemerintah dan Media Dorong Pemulihan Bencana Lebih Cepat
- Sabtu, 20 Desember 2025
TNI AD Bergerak Cepat Bangun Infrastruktur dan Dapur Umum di Sumatra
- Sabtu, 20 Desember 2025
7 Tempat Makan Favorit Dekat Stasiun Pulu Raja Asahan yang Wajib Dicoba Penumpang Kereta
- Sabtu, 20 Desember 2025
Berita Lainnya
Panduan Lengkap KUR BNI 2025 untuk UMKM, Dari Syarat hingga Cara Pengajuan Mudah
- Sabtu, 20 Desember 2025
Lonjakan Investor dan Transaksi Antar Bursa Mengantar Pasar Modal Indonesia Naik Kelas Global
- Sabtu, 20 Desember 2025
Euforia Pasar Saham Digital: Superbank Langsung Melonjak Tajam Sehari Setelah IPO di BEI
- Sabtu, 20 Desember 2025
Terpopuler
1.
2.
Rahasia Kopi Hitam yang Efektif Membakar Lemak Perut Secara Alami
- 20 Desember 2025
3.
4.
Cara Praktis Memantau Menstruasi dan Kesehatan Reproduksi Perempuan
- 20 Desember 2025












